Kenapa Roket Bisa Terbang? Jawabannya Ada di Hukum Newton III

Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana roket yang begitu besar dan berat bisa melawan gravitasi Bumi dan meluncur ke angkasa? Jawabannya mungkin mengejutkanmu: semuanya bermula dari sebuah hukum fisika sederhana yang disebut Hukum III Newton.

Hukum Aksi-Reaksi dalam Dunia Roket

Hukum III Newton menyatakan bahwa setiap aksi akan menimbulkan reaksi yang sama besar namun berlawanan arah. Dalam konteks roket, aksi yang dilakukan adalah mengeluarkan gas panas ke belakang. Gas panas yang keluar dari mesin roket dengan kecepatan sangat tinggi ini mendorong roket ke depan. Inilah yang disebut sebagai reaksi.

Bagaimana Prosesnya Terjadi?

  1. Pembakaran Bahan Bakar: Di dalam mesin roket, bahan bakar dibakar dengan oksigen. Proses pembakaran ini menghasilkan gas panas dengan tekanan sangat tinggi.
  2. Gas Mengalir Keluar: Gas panas yang bertekanan tinggi ini kemudian dialirkan melalui nosel roket. Ketika gas keluar dari nosel, ia memberikan gaya dorong ke belakang.
  3. Roket Meluncur ke Depan: Sesuai dengan Hukum III Newton, gaya dorong ke belakang dari gas panas akan menimbulkan gaya dorong ke depan pada roket. Gaya dorong inilah yang mendorong roket untuk lepas landas dan melaju ke luar angkasa.

Mengapa Hukum III Newton Penting untuk Roket?

Hukum III Newton adalah kunci keberhasilan peluncuran roket. Tanpa adanya gaya aksi-reaksi, roket tidak akan pernah bisa lepas dari gravitasi Bumi. Gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin roket harus cukup besar untuk mengatasi gaya gravitasi Bumi dan gaya hambatan udara.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Penerbangan Roket

Selain Hukum III Newton, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi penerbangan roket, seperti:

  • Desain Roket: Bentuk aerodinamis roket sangat penting untuk mengurangi hambatan udara.
  • Bahan Bakar: Jenis bahan bakar yang digunakan akan mempengaruhi daya dorong roket.
  • Sistem Kontrol: Sistem kontrol yang canggih diperlukan untuk mengarahkan roket menuju tujuan yang diinginkan.